Tarbawiyah
  • Ta’aruf
    • Risalah Tarbawiyah
    • FDTI
    • Buku Syarah Rasmul Bayan
    • Kontak Kami
  • Materi Tarbiyah
    • Ushulul Islam (T1)
    • Ushulud Da’wah (T2)
    • Kurikulum FDTI
      • Kelas 1
        • Mentoring
        • Penugasan
        • Majelis Rohani
        • Bina Wawasan
        • Kultum
        • Seminar
        • Taushiyah Pembina
      • Kelas 2
        • Mentoring
        • Penugasan
        • Majelis Rohani
        • Bina Wawasan
        • Seminar
      • Kelas 3
        • Mentoring
        • Penugasan
        • Majelis Rohani
        • Seminar
        • Diskusi Wawasan Islam
      • Kelas 4
        • Mentoring
        • Majelis Rohani
        • Seminar
        • Diskusi Wawasan Islam
    • Al-Arba’un An-Nawawiyah
  • Khutbah
  • Download
    • Buku Materi
    • Buku dan Materi Presentasi Bahasa Arab
      • Durusul Lughah Al-Arabiyah
      • PowerPoint Durusul Lughah Al-Arabiyah
    • Majalah
  • Donasi
Kategori
  • Akhbar Dauliyah (326)
  • Akhlak (41)
  • Al-Qur'an (38)
  • Aqidah (119)
  • Dakwah (26)
  • Fikrul Islami (37)
  • Fiqih (94)
  • Fiqih Dakwah (83)
  • Gerakan Pembaharu (35)
  • Hadits (68)
  • Ibadah (10)
  • Kabar Umat (130)
  • Kaifa Ihtadaitu (6)
  • Keakhwatan (5)
  • Kisah Nabi (10)
  • Kisah Sahabat (3)
  • Masyarakat Muslim (13)
  • Materi Khutbah dan Ceramah (49)
  • Musthalah Hadits (3)
  • Rumah Tangga Muslim (5)
  • Sejarah Islam (113)
  • Senyum (2)
  • Taujihat (19)
  • Tazkiyah (37)
  • Tokoh Islam (11)
  • Ulumul Qur'an (7)
  • Wasathiyah (44)
54K
2K
Tarbawiyah
Tarbawiyah
  • Ta’aruf
    • Risalah Tarbawiyah
    • FDTI
    • Buku Syarah Rasmul Bayan
    • Kontak Kami
  • Materi Tarbiyah
    • Ushulul Islam (T1)
    • Ushulud Da’wah (T2)
    • Kurikulum FDTI
      • Kelas 1
        • Mentoring
        • Penugasan
        • Majelis Rohani
        • Bina Wawasan
        • Kultum
        • Seminar
        • Taushiyah Pembina
      • Kelas 2
        • Mentoring
        • Penugasan
        • Majelis Rohani
        • Bina Wawasan
        • Seminar
      • Kelas 3
        • Mentoring
        • Penugasan
        • Majelis Rohani
        • Seminar
        • Diskusi Wawasan Islam
      • Kelas 4
        • Mentoring
        • Majelis Rohani
        • Seminar
        • Diskusi Wawasan Islam
    • Al-Arba’un An-Nawawiyah
  • Khutbah
  • Download
    • Buku Materi
    • Buku dan Materi Presentasi Bahasa Arab
      • Durusul Lughah Al-Arabiyah
      • PowerPoint Durusul Lughah Al-Arabiyah
    • Majalah
  • Donasi
  • Aqidah

Ta’riful Insan

  • 02-03-2018
ihsan
Total
6
Shares
6
0
0

(Definisi Al-Insan)

Manusia (al-insan) adalah makhluk yang proses kejadiannya berawal dari tidak ada kemudian menjadi ada. Hal ini disebutkan oleh Allah Ta’ala melalui firman-Nya,

هَلْ أَتَى عَلَى الْإِنْسَانِ حِينٌ مِنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ شَيْئًا مَذْكُورًا

“Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?” (QS. Al-Insan, 76: 1)

Disebutkan bahwa manusia berasal dari tanah yang tiada dikenal dan disebut-sebut sebelumnya, apa dan bagaimana jenis tanah itu.

Mengenai awal penciptaan manusia dari tanah disebutkan dalam ayat berikut,

الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ وَبَدَأَ خَلْقَ الْإِنْسَانِ مِنْ طِينٍ

“Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah.” (QS. As-Sajdah, 32: 7)

Unsur-unsur yang membentuk manusia (setelah lewatnya masa ciptaan pertama) adalah sperma (nutfah) laki-laki dan ovum perempuan yang bercampur.

إِنَّا خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ أَمْشَاجٍ

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur…” (QS. Al-Insan, 76: 2)

Dalam ayat lain, Allah Ta’ala berfirman,

ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ

“Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina.” (QS. As-Sajdah, 32: 8)[1]

Dari unsur tanah (at-turab) tersebut terbentuklah al-jasadu (jasad/jasmani). Tentang proses penciptaan manusia berawal dari unsur tanah menjadi makhluk yang berjasad ini dijelaskan oleh Allah Ta’ala melalui firman-Nya,

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ مِنْ سُلالَةٍ مِنْ طِينٍ ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ

“Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik.” (QS. Al-Mu’minun, 23: 12-14)

Selain tercipta dari unsur tanah (at-turab), manusia juga tercipta dari unsur ruh (ar-ruh). Mengenai hal ini Allah Ta’ala berfirman,

ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ

“Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.” (QS. As-Sajdah, 32: 9)

Di dalam ruh manusia inilah, bersemayam al-qalb, yang dalam bahasa sehari-hari kita menerjemahkannya dengan ‘hati’. Letaknya adalah di dalam dada. Allah Ta’ala berfirman,

فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ

“Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.” (QS. Al-Hajj, 22 : 46)

Di dalam al-qalb inilah terletak al-‘azmu (tekad, keputusan, niat, dan rencana).[2] Oleh karena itu, disinilah letak taqwa itu, sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

لاَ تَحَاسَدوا، وَلاَتَنَاجَشوا، وَلاَ تَبَاغَضوا، وَلاَ تَدَابَروا، وَلاَ يَبِع بَعضُكُم عَلَى بَيعِ بَعضٍ، وَكونوا عِبَادَ اللهِ إِخوَانَاً، المُسلِمُ أَخو المُسلم، لاَ يَظلِمهُ، وَلاَ يَخذُلُهُ، وَلا يكْذِبُهُ، وَلايَحْقِرُهُ، التَّقوَى هَاهُنَا – وَيُشيرُ إِلَى صَدرِهِ ثَلاَثَ مَراتٍ – بِحَسْبِ امرىء مِن الشَّرأَن يَحْقِرَ أَخَاهُ المُسلِمَ، كُلُّ المُسِلمِ عَلَى المُسلِمِ حَرَام دَمُهُ وَمَالُه وَعِرضُه

”Janganlah kalian saling hasad, saling berbuat najasy (menawar barang dagangan lebih tinggi untuk mengecoh pembeli lain), saling membenci, saling membelakangi, dan janganlah salah seorang di antara kalian menjual barang di atas jual beli oleh orang lain, dan jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, ia tidak boleh menzhaliminya, menelantarkannya (tidak peduli padanya), berdusta kepadanya, meremehkannya. Taqwa tempatnya di sini—beliau menunjuk ke dadanya sebanyak tiga kali. Cukuplah seseorang itu dikatakan telah berbuat kejelekan manakala merendahkan saudaranya sesama muslim. Setiap muslim atas muslim yang lain itu haram darahnya, harta, dan kehormatannya.” (HR. Imam Muslim)

Di dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang al-qalb,

أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ

“Ketahuilah, sesungguhnya di dalam jasad (manusia) ada segumpal daging yang kalau dia baik maka akan baik pula seluruh anggota tubuh, dan kalau dia rusak maka akan rusak pula seluruh anggota tubuh, ketahuilah dia adalah hati.” (Muttafaqun alaih)

Di dalam ruh manusia bersemayam pula akal (al-‘aqlu). Disebutkan bahwa tempat al-‘aqlu ini adalah di dalam al-qalb sebagaimana al-‘azmu. Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala berikut ini,

أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا

“Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat berakal dengannya.” (QS. Al-Hajj, 22: 46)[3]

Dengan al-‘aqlu inilah manusia dapat menyerap al-‘ilmu (ilmu, pengetahuan, pelajaran, dan kesadaran). Allah Ta’ala berfirman,

وَلَقَدْ تَرَكْنَا مِنْهَا آيَةً بَيِّنَةً لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ

“Dan sesungguhnya Kami tinggalkan daripadanya satu tanda yang nyata bagi orang-orang yang berakal.” (QS. Al-Ankabut, 29: 35)

كَذَلِكَ نُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ

“Demikianlah Kami jelaskan ayat-ayat bagi kaum yang berakal.” (QS. Ar-Ruum, 30: 28)

وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ رِزْقٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ آيَاتٌ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ

“Dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada perkisaran angin terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal.” (QS. Al-Jatsiyah, 45: 5)

Dengan kesempurnaan penciptaan seperti itu, maka Allah Ta’ala menjadikan manusia sebagai makhluk yang diberi amanah (al-amanah).

إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” (QS. Al-Ahzaab, 33: 72)

Amanah yang diberikan kepada manusia ada dua.

Pertama, amanah al-ibadah (ibadah)

Dalam kehidupannya di dunia ini, manusia diberi tugas-tugas agama, yaitu mengerjakan perintah dan menjauhi larangan, di mana jika dikerjakan mereka akan mendapatkan pahala, dan jika ditinggalkan mereka akan mendapatkan siksa.

Dalam memikul tugas amanah ini, manusia terbagi menjadi tiga golongan:

  1. Kaum munafik yang menampakkan dirinya bahwa mereka melaksanakannya baik lahir maupun batin, padahal tidak.
  2. Kaum musyrik yang tidak melaksanakannya sama sekali, baik lahir maupun batin.
  3. Kaum mukmin yang melaksanakannya lahir maupun batin.

Maka di ayat berikutnya, QS. Al-Ahzaab ayat 73, Allah Ta’ala menerangkan akibat dari pemberian beban amanat ini ialah Allah mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan bila mereka mengabaikan amanat yang telah dipikulnya itu. Dan Allah akan menerima tobat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan yang taat dan patuh memenuhi amanat itu.

لِيُعَذِّبَ اللَّهُ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْمُشْرِكِينَ وَالْمُشْرِكَاتِ وَيَتُوبَ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

“Sehingga Allah mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan; dan sehingga Allah menerima taubat orang-orang mu’min laki-laki dan perempuan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzaab, 33: 73) [4]

Kedua, amanah al-khilafah (kepemimpinan di muka bumi)

Allah Ta’ala telah menegaskan amanah ini melalui firman-Nya,

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأرْضِ خَلِيفَةً

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat, ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi.’” (QS. Al-Baqarah, 2: 30)

Dijadikan khalifah di muka bumi maknanya adalah menugaskan kepada manusia untuk mengelola bumi dan memberlakukan perintah-perintah Allah Ta’ala di sana, di mana sebagiannya akan digantikan oleh yang lain.

ثُمَّ جَعَلْنَاكُمْ خَلَائِفَ فِي الْأَرْضِ مِنْ بَعْدِهِمْ لِنَنْظُرَ كَيْفَ تَعْمَلُونَ

“Kemudian Kami jadikan kamu khalifah-khalifah (pengganti-pengganti) di muka bumi sesudah mereka, supaya Kami memperhatikan bagaimana kamu berbuat.” (QS. Yunus, 10: 14)

Di antara tugas khalifatullah fil ardi ialah menegakkan hak dan keadilan di muka bumi, membersihkan alam ini dari perbuatan najis, syirik, fasik serta meninggikan kalimat Allah. Allah akan memperhatikan dan mencatat semua perbuatan manusia dalam melaksanakan tugasnya itu, apakah sesuai dengan yang diperintahkan-Nya atau tidak, sebagaimana firman-Nya:

وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا

“Dan Dialah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa dan adalah Arasy-Nya di atas air agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya.” (QS. Hud, 11: 7)

Sehubungan dengan ayat ini Qatadah berkata: “Tuhan kita telah berbuat yang benar. Dia menjadikan kita sebagai khalifah di muka bumi, tidak lain hanyalah untuk melihat amal-amal kita, maka perlihatkanlah kepada Allah amalan-amalan kamu yang baik di malam dan di siang hari.” [5]

Jadi, berkenaan dengan dua amanah ini Allah Ta’ala telah menyiapkan al-jaza-u (balasan). Mereka yang melakukan amal kebajikan akan memperoleh balasan kebaikan yang setimpal, bahkan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan,

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl, 16: 97)

Sementara balasan bagi orang-orang yang ingkar kepada perintah-perintah Allah Ta’ala  adalah azab yang keras yang setimpal dengan keingkarannya itu.

فَلَنُذِيقَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا عَذَابًا شَدِيدًا وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَسْوَأَ الَّذِي كَانُوا يَعْمَلُونَ ذَلِكَ جَزَاءُ أَعْدَاءِ اللَّهِ النَّارُ لَهُمْ فِيهَا دَارُ الْخُلْدِ جَزَاءً بِمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَجْحَدُونَ

“Maka sungguh, akan Kami timpakan azab yang keras kepada orang-orang yang kafir itu dan sungguh, akan Kami beri balasan mereka dengan seburuk-buruk balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. Demikianlah balasan (terhadap) musuh-musuh Allah (yaitu) neraka; mereka mendapat tempat tinggal yang kekal di dalamnya sebagai balasan atas keingkaran mereka terhadap ayat-ayat Kami.” (Al-Fushshilat, 41: 27-28)

Kesimpulan

Dari uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa al-insan (manusia) adalah makhluk Allah Ta’ala yang diciptakan dari unsur ruh dan tanah, dibekali potensi kalbu sehingga  memiliki azam (tekad, keputusan, niat, dan rencana) serta akal (pengetahuan, pelajaran, dan kesadaran), serta dibekali jasad sehingga dapat melakukan berbagai aktivitas. Diberi amanah ibadah dan khilafah oleh Allah serta mendapat balasan atas seluruh amal dan perbuatannya.

Wallahu A’lam.

[1] Pembahasan mengenai ayat-ayat yang berkaitan dengan manusia ini silahkan dirujuk ke Al-Qur’anul Karim wa Tafsiruhu, Jilid X, Hal. 464 dan 468.

[2] Lihat: Kamus Mutarjim v 1.2, Ali Web Studio

[3] Lihat: http://al-atsariyyah.com/hati-menurut-islam.html

[4] Lihat: Al-Qur’anul Karim wa Tafsiruhu, Jilid VIII, Hal. 50 dan Hidayatul Insan bi tafsiril Qur’an yang disusun Al-Ustadz Abu Yahya Marwabn bin Musa.

[5] Lihat: Al-Qur’anul Karim wa Tafsiruhu, Jilid IV, Hal. 276

Total
6
Shares
Share 6
Tweet 0
Pin it 0
Related Topics
  • definisi manusia
  • ma'rifatul insan
  • ta'riful insan
admin

Previous Article
makna khilafah
  • Aqidah

Al-Islamu Dinul Haq

  • 02-03-2018
View Post
Next Article
syura
  • Fiqih Dakwah

At-Tawazun

  • 03-03-2018
View Post
You May Also Like
Quran
View Post
  • Sejarah Islam
  • Aqidah

Terhentinya Polemik ‘Al-Qur’an adalah Makhluk’

  • Tarbawiyah
  • 02-06-2022
Pedukunan
View Post
  • Materi Khutbah dan Ceramah
  • Aqidah

Menghindari Praktek Pedukunan, Ramal dan Sihir

  • Tarbawiyah
  • 02-03-2022
Mosque
View Post
  • Aqidah

Turunnya Nabi Isa di Akhir Zaman, Tahayul?

  • Tarbawiyah
  • 28-02-2022
90dc1a16121703628edd5ef0691c82e7
View Post
  • Aqidah
  • Materi Khutbah dan Ceramah

Isra’ Mi’raj: Apa, Bagaimana, dan Hikmahnya

  • Tarbawiyah
  • 22-02-2022
hasan al banna tempo dulu e1579158627291
View Post
  • Aqidah
  • Fikrul Islami

Ringkasan Risalah Al-Aqa’id Hasan Al-Banna

  • Tarbawiyah
  • 29-01-2022
highway wallpapers
View Post
  • Aqidah

Salaf dan Takwil Sifat-sifat Allah

  • Tarbawiyah
  • 09-11-2021
Syaikh Qaradawi 2
View Post
  • Aqidah

Bid’ah dalam Agama Mematikan Sunnah

  • Tarbawiyah
  • 22-10-2021
cropped baqi edit
View Post
  • Aqidah

Urgensi Aqidah (Ahammiyyatul Aqidah)

  • Tarbawiyah
  • 20-08-2021
4 comments
  1. habibtuhacom berkata:
    02-03-2018 pukul 19:15

    Saya trima kasih atas tulisannya.

    Balas
  2. habibtuhacom berkata:
    02-03-2018 pukul 19:20

    Kode atau simbol dlm al qur’ an seperti tanah, langit, ma!am , siang dll adalah punya pengertian lain. Spt contoh manusia diciptakan dari tanah atau pada dasarnya manusia itu mempunyai sipat yang baik bagaikan tanah yang menumbuhkan apa saja yang kita tanam bukan unsur pembentukan manusia dari tanah tapi sifatnya yang baik.trims

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending
  • Muhammadiyah Filipina 1
    • Kabar Umat
    Masyarakat Filipina Minta Izin Dirikan Muhammadiyah di Negaranya
    • 08.06.22
  • Jeje Zaenudin 2
    • Kabar Umat
    Kecam Narasi Penghinaan Nabi Muhammad, Waketum PERSIS: Dapat Memantik Kembali Islamofobia di India
    • 08.06.22
  • quran 3
    • Al-Qur'an
    • Tazkiyah
    Risalah Wirid Al-Qur’an
    • 08.06.22
  • Muslim India 4
    • Akhbar Dauliyah
    BJP Meminta Para Pejabatnya Berhati-hati Dalam Berbicara Masalah Agama Setelah Teguran yang Datang dari Negara-negara Islam
    • 08.06.22
  • Dialog Nasional Sudan 5
    • Akhbar Dauliyah
    Dialog Nasional Sudan Difasilitasi PBB, Uni-Africa dan IGAD
    • 08.06.22
  • Qardhawi dan Taliban 6
    • Akhlak
    • Materi Khutbah dan Ceramah
    Akhlak Terhadap Tamu
    • 10.06.22

Forum Dakwah & Tarbiyah Islamiyah adalah Perkumpulan yang didirikan untuk menggalakan kegiatan dakwah dan pembinaan kepada masyarakat secara jelas, utuh, dan menyeluruh.

Forum ini berupaya menyampaikan dakwah dan tarbiyah Islamiyah kepada masyarakat melalui berbagai macam kegiatan dakwah.

Kegiatan dakwah FDTI dilandasi keyakinan bahwa peningkatan iman dan taqwa tidak mungkin dapat terwujud kecuali dengan melakukan aktivitas nasyrul hidayah (penyebaran petunjuk agama), nasyrul fikrah (penyebaran pemahaman agama), dan amar ma’ruf nahi munkar (mengajak kepada kebaikan dan melarang kemungkaran).

Tag
Afghanistan Al-Aqsha An-Nahdhah Tunisia Arab Saudi Arbain Nawawiyah covid-19 futuhat Islamiyah di zaman Umar hadits arbain haji hasan al-banna Ikhwanul Muslimin india Irak Iran Israel Kemenag khilafah Lebanon Ma'rifatul Islam materi khutbah jum'at materi tarbiyah Mesir Muhammadiyah MUI Nahdlatul Ulama Pakistan Palestina Persis pks qawaidud da'wah Ramadhan rasmul bayan Rusia Saudi Arabia sirah nabawiyah Sudan Suriah Taliban Tunisia Turki Ukraina ushulud da'wah ushulul Islam Wasathiyah Yaman
Komentar Terbaru
  • Legislator PKS Dorong Pemerintah Indonesia Desak Singapura Minta Maaf Atas Tuduhan Ekstremisme terhadap UAS – Bukhori pada PKS Dorong Pemerintah Indonesia Desak Singapura Minta Maaf Atas Tuduhan Ekstremisme terhadap UAS
  • Tuan Vijay pada Masyarakat Filipina Minta Izin Dirikan Muhammadiyah di Negaranya
  • Abu Khaleed pada Budaya Saling Menasihati Sesama Kader Dakwah
  • Tugas gencarkan ramadhan – Everyone has diffrent personality pada Tadabbur Al-Qur’an Surat Al-Kafirun
  • Wahyu | id.wikipedia.org - Masuk pada Pembahasan tentang Wahyu
  • M.F.Noor pada Urutan Khilafah Sepanjang Sejarah Islam
  • Salamun Haris pada Bergerak dan Terus Bergerak!
  • Tarbawiyah pada Hadits 24: Larangan Berbuat Zalim (Bag. 1)
Tarbawiyah
  • Sitemap
  • Kebijakan Privasi
  • Syarat Ketentuan
Menebar Hidayah ISLAM

Input your search keywords and press Enter.